Wednesday, 19 April 2017

Filled Under:

Subhanallah, Kisah Nyata: Kuburan Digali, Sang Mayat Duduk Bersila Sedang Membaca Surah Yaasin…!! Tolong Sebarkan..


Banyak kisah nyata terjadi disekeliling kita namun terkadang logika kita tidak berfungsi untuk menafsirkannya. Karena kisah ini adalah kisah benar terjadi di Arab Saudi disaat pembongkaran Kuburan Jemaah Haji.  pada saat musim Haji di Mekkah, jika ada jemaah Haji meninggal dunia maka akan dimakamkan di Ma’la suatu tempat pemakaman jemaah haji di Mekkah, dan setelah delapan bulan makam tersebut dibongkar kemabli untuk memakamkan jenazah lain. Dan dari sinilah kisah mayat bersila membaca Surah Yaasin itu terjadi. Semoga kita bisa mengambil pelajaran dan Hikmah dari peristiwa ini.  Dan inilah kisah lengkapnya seperti yang dikutip dari melayukini.  Kisah ini kisah nyata dan benar terjadi seperti yang telah diceritakan oleh Mahasiswa Malaysia di Arab Saudi. Peristiwa ini baru saja terjadi dan disahkan benar oleh Ustadz Halim Naser, penceramah yang amat terkemuka di Malaysia.  Peristiwa ini terjadi pada suatu hari di musim haji yang lalu, mahasiswa Malaysia yang sama-sama menunaikan haji ikut tergabung dengan seorang Arab untuk mengubur seorang mayat yang meninggal dunia pada musim haji. Makam tersebut terletak di Ma’la, tempat pemakaman para jemaah haji yang meninggal dunia di Makkah.  Cara yang mereka kebumikan mayat  adalah dengan cara meninggalkan mayat dalam
lubang yang disediakan dan menutupnya untuk sekitar delapan bulan. Setelan delapan bulan, lubang itu akan dibuka kembali untuk menguburkan  mayat  yang baru.  Kisah Nyata Sang Mayat Bersila Sedang Membaca Surah Yasin  Pada hari tersebut, ketika satu lubang dibuka untuk mengubur mayat yang baru, orang Arab tersebut berhamburan lari karena dia nampak mayat sedang bersila, bukan tidur seperti kebiasaannya. Penuntut Malaysia ini memberanikan diri merangkak ke dalam kubur tersebut untuk melihat dengan lebih jelas. Hasilnya dia merasa memang mayat tersebut sedang bersila dan mayat tersebut sedang membaca Al-Quran, dan Al-Quran tersebut memang yang asli.  Setelah dilihat berikutnya. Ayat Quran yang terbuka adalah Surah Yasin. Satu hal adalah mayat tersebut tidak membusuk dan kain yang membalutinya juga tidak busuk. Yang membusuk hanyalah kapas yang ditempatkan di antara mayat dengan kain kafan (kain ehram).  Setelah dilakukan penelitian, ternyata mayat tersebut adalah mayat seorang pria berkulit hitam yang kerjanya adalah membersihkan Baitullah dari tumpahan air zam-zam. Kerjanya tiada lain selain membersihkan Baitullah jika ada tumpahan air zam-zam. Jika tidak ada tumpahan, dia akan duduk di satu sudut Baitullah dan membaca Surah Yasin.  Itulah kelebihannya bagi orang yang berbakti ke jalan Allah. Inilah yang membuat kita semakin berkobar-kobar untuk mengunjungi Baitullah.
Setelah peristiwa itu, lubang kubur itu play on words di semen kembali dan ditandai agar tidak ada mayat lagi yang akan dimakamkan di lokasi tersebut. Sumber renungan kita. Inilah bukti akan janji-janji Allah pada hamba-hambaNya yang taat dan ikhlas beribadah kepadaNya. Wallahu A’lam. Banyak kisah nyata terjadi disekeliling kita namun terkadang logika kita tidak berfungsi untuk menafsirkannya. Karena kisah ini adalah kisah benar terjadi di Arab Saudi disaat pembongkaran Kuburan Jemaah Haji.  pada saat musim Haji di Mekkah, jika ada jemaah Haji meninggal dunia maka akan dimakamkan di Ma’la suatu tempat pemakaman jemaah haji di Mekkah, dan setelah delapan bulan makam tersebut dibongkar kemabli untuk memakamkan jenazah lain. Dan dari sinilah kisah mayat bersila membaca Surah Yaasin itu terjadi. Semoga kita bisa mengambil pelajaran dan Hikmah dari peristiwa ini.  Dan inilah kisah lengkapnya seperti yang dikutip dari melayukini.  Kisah ini kisah nyata dan benar terjadi seperti yang telah diceritakan oleh Mahasiswa Malaysia di Arab Saudi. Peristiwa ini baru saja terjadi dan disahkan benar oleh Ustadz Halim Naser, penceramah yang amat terkemuka di Malaysia.  Peristiwa ini terjadi pada suatu hari di musim haji yang lalu, mahasiswa Malaysia yang sama-sama menunaikan haji ikut tergabung dengan seorang Arab untuk mengubur seorang mayat yang meninggal dunia pada musim haji. Makam tersebut terletak di Ma’la, tempat pemakaman para jemaah haji yang meninggal dunia di Makkah.  Cara yang mereka kebumikan mayat  adalah dengan cara meninggalkan mayat dalam  lubang yang disediakan dan menutupnya untuk sekitar delapan bulan. Setelan delapan bulan, lubang itu akan dibuka kembali untuk menguburkan  mayat  yang baru.  Kisah Nyata Sang Mayat Bersila Sedang Membaca Surah Yasin  Pada hari tersebut, ketika satu lubang dibuka untuk mengubur mayat yang baru, orang Arab tersebut berhamburan lari karena dia nampak mayat sedang bersila, bukan tidur seperti kebiasaannya. Penuntut Malaysia ini memberanikan diri merangkak ke dalam kubur tersebut untuk melihat dengan lebih jelas. Hasilnya dia merasa memang mayat tersebut sedang bersila dan mayat tersebut sedang membaca Al-Quran, dan Al-Quran tersebut memang yang asli.  Setelah dilihat berikutnya. Ayat Quran yang terbuka adalah Surah Yasin. Satu hal adalah mayat tersebut tidak membusuk dan kain yang membalutinya juga tidak busuk. Yang membusuk hanyalah kapas yang ditempatkan di antara mayat dengan kain kafan (kain ehram).  Setelah dilakukan penelitian, ternyata mayat tersebut adalah mayat seorang pria berkulit hitam yang kerjanya adalah membersihkan Baitullah dari tumpahan air zam-zam. Kerjanya tiada lain selain membersihkan Baitullah jika ada tumpahan air zam-zam. Jika tidak ada tumpahan, dia akan duduk di satu sudut Baitullah dan membaca Surah Yasin.  Itulah kelebihannya bagi orang yang berbakti ke jalan Allah. Inilah yang membuat kita semakin berkobar-kobar untuk mengunjungi Baitullah.  Setelah peristiwa itu, lubang kubur itu play on words di semen kembali dan ditandai agar tidak ada mayat lagi yang akan dimakamkan di lokasi tersebut. Sumber renungan kita. Inilah bukti akan janji-janji Allah pada hamba-hambaNya yang taat dan ikhlas beribadah kepadaNya. Wallahu A’lam.




 










==========================================================

Malaysian is a federal constitutional monarchy located in Southeast Asia. It consists of thirteen states and three federal territories and has a total landmass of 330,803 square kilometres (127,720 sq mi) separated by the South China Sea into two similarly sized regions, Peninsular Malaysia and East Malaysia (Malaysian Borneo). Peninsular Malaysia shares a land and maritime border with Thailand and maritime borders with Singapore, Vietnam, and Indonesia. East Malaysia shares land and maritime borders with Brunei and Indonesia and a maritime border with the Philippines and Vietnam. The capital city is Kuala Lumpur, while Putrajaya is the seat of the federal government. With a population of over 30 million, Malaysia is the 44th most populous country. The southernmost point of continental Eurasia, Tanjung Piai, is in Malaysia. Located in the tropics, Malaysia is one of 17 megadiverse countries on earth, with large numbers of endemic species.

Malaysia has its origins in the Malay kingdoms present in the area which, from the 18th century, became subject to the British Empire. The first British territories were known as the Straits Settlements, whose establishment was followed by the Malay kingdoms becoming British protectorates. The territories on Peninsular Malaysia were first unified as the Malayan Union in 1946. Malaya was restructured as the Federation of Malaya in 1948, and achieved independence on 31 August 1957. Malaya united with North Borneo, Sarawak, and Singapore on 16 September 1963 to become Malaysia. Less than two years later in 1965, Singapore was expelled from the federation.[9]

The country is multi-ethnic and multi-cultural, which plays a large role in politics. About half the population is ethnically Malay, with large minorities of Malaysian Chinese, Malaysian Indians, and indigenous peoples. The constitution declares Islam the state religion while allowing freedom of religion for non-Muslims. The government system is closely modelled on the Westminster parliamentary system and the legal system is based on common law. The head of state is the king, known as the Yang di-Pertuan Agong. He is an elected monarch chosen from the hereditary rulers of the nine Malay states every five years. The head of government is the prime minister.

Since its independence, Malaysia has had one of the best economic records in Asia, with its GDP growing at an average of 6.5% per annum for almost 50 years. The economy has traditionally been fuelled by its natural resources, but is expanding in the sectors of science, tourism, commerce and medical tourism. Today, Malaysia has a newly industrialised market economy, ranked third largest in Southeast Asia and 29th largest in the world. It is a founding member of the Association of Southeast Asian Nations, the East Asia Summit and the Organisation of Islamic Cooperation, and a member of Asia-Pacific Economic Cooperation, the Commonwealth of Nations, and the Non-Aligned Movement.





0 comments:

Post a Comment